Cara Untung dari Saham. Berapa Modal Minimalnya?
Bagaimana kita bisa untung dari saham?
Pertama adalah dengan Capital Gain. Harga saham selalu bergerak naik dan turun. Perubahan harga ini lah yang disebut dengan capital gain. Ibarat kita berdagang. Misal kita beli di Rp1000/lembar lalu bulan depan harga menjadi Rp1200/lembar, maka kita untung Rp200/lembar (profit 20%). Tinggal dikalikan saja punya berapa.
Cara kedua adalah dengan Dividen (bagi hasil). Artinya kita mendapat keuntungan dari hasil pembagian hasil laba. Dividen biasanya dibagikan 1-2 kali dalam setahun. Kadang juga tidak ada tergantung laba tahun lalu.
Misal pada contoh di atas kita beli saham di Rp1000/lembar. Kemudian saham ABCD membagikan dividen dengan yield 10%. Sehingga, saat pembagian dividen kita akan mendapatkan Rp1000 x 10% = Rp100,- per lembar. Bentuk dividen bisa berbentuk tunai (dikirim ke RDI) atau berupa tambahan saham.
Apa kerugian dari jual beli saham?
Tentu saja kebalikan dari keuntungan. Kalau kita salah analisa kita bisa rugi karena harga saham malah turun. Ibarat beli barang dagangan tapi harga dipasaran tiba-tiba malah anjlok.
Tapi seiring berjalannya waktu, pengalaman kita juga akan bertambah. Tidak mungkin para trader sukses tidak mengalami jatuh bangun. “Keputusan yang baik diperoleh dari pengalaman, dan pengalaman didapatkan dari keputusan yang buruk.”
Berapa modal perlu saya siapkan?
Untuk memulai tidak perlu modal besar, banyak sekuritas yang menawarkan deposit awal mulai Rp100 ribu atau bahkan tidak sama sekali. Jadi anda bisa mulai belajar pakai modal minim. Nanti kalau sudah jago tinggal deposit lagi. Beberapa sekuritas juga menawarkan registrasi online jika di kota anda tidak ada kantor cabang.
Sebaiknya, ketika mulai belajar saham kita pakai uang kecil dulu, misal Rp1 juta atau Rp10 juta. Kita gunakan uang tersebut untuk mempelajari cara kerja trading/investasi dan bereksperimen dengan strategi di pasar saham.
Cari tahu bagaimana cara beli dan jual, cara pasang auto order, cara pasang stop loss dan take profit, cara analisa teknikal dan fundamental, sentimen, bardarmologi, membaca kondisi pasar, dsb. Nanti kalau sudah beberapa bulan atau setahun lebih kita konsisten profit, maka kita bisa menambah modal sedikit demi sedikit.
Jaga Emosi
Alasan lain memakai uang kecil dulu karena untuk menjaga psikologis kita. Sehingga ketika rugi maka kita tidak stress berat. Bisa anda bayangkan kalau kita langsung terjun pakai uang Rp100 juta dan tahu-tahu harga saham anjlok, sedangkan kita tidak punya pengalaman cara meng-handlenya. Saya pastikan tidak akan bisa tidur nyenyak! hehe…
Jangan lupa juga untuk membagi modal kita. Ada istilah, “jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang“.Kesalahan yang sering dilakukan pemula adalah menaruh semua uangnya dalam satu saham saja (All-in). Jika kita menaruh semua modal di satu saham saja, maka semisal harga saham tersebut anjlok maka modal kita bisa hangus!
Untuk itulah sangat penting untuk membagi modal kita, baik untuk trading dan investasi. Misal dibagi 10 atau dibagi 20 posisi. Jika masih terlalu sulit, coba 5 dulu. Sehingga, kalau ada saham yang turun maka masih bisa tertutupi saham yang harganya naik. Itupun sebaiknya di sektor yang berbeda-beda. Hal ini disebut juga sebagai diversifikasi portofolio.
Jangan Resikokan Uang Darurat
Modal untuk trading saham lebih baik pakai uang yang menganggur (uang dingin). Jangan gunakan uang harian, uang belanja, uang darurat, atau bahkan sampai jual barang dan berhutang.
Sisihkan beberapa bagian dari pendapatan kita untuk menambah modal. Investasi bukan berarti tanpa resiko. Nilai uang kita bisa saja turun atau bahkan lenyap. Sesuai dengan namanya, high risk high return.
Apabila anda masih mengalami kesulitan, anda bisa berdiskusi di Grup Muhaaz Saham (https://muhaaz.com/saham/join/). Banyak member veteran yang siap membantu anda. Tidak perlu malu bertanya, nanti daripada masalah anda semakin parah.
Selamat belajar saham!