3 Strategi/Trik Jitu ARA & ARB Saham

Sebelum lanjut, Anda bisa membaca penjelasan dan contoh menghitung tentang ARA & ARB di artikel berikut:

Apa itu Fraksi Harga Saham, Lot, dan ARA-ARB?

Cara termudah untuk menghitung letak ARA & ARB adalah dengan memakai Aplikasi “MuSa: Kalkulator Saham Indonesia” yang tersedia di Play Store. Seperti pada gambar di bawah ini:

Oke, sekarang kita sudah tahu bagaimana cara menghitung ARA dan ARB. Selanjutnya adalah bagaimana cara kita memanfaatkan informasi ini. Berikut 3 trik/strategi cuan dengan ARA & ARB di pasar saham:

1. Bottom Fishing

Bottom fishing dapat diartikan sebagai memancing di dasar. Jadi kalau kita analogikan memancing, maka kita melempar kail sampai ke dasar kolam dan jika dapat ikan maka ditarik sampai ke atas.

Nah, dalam hal ini maka kita pasang bid di area ARB dan jika match maka kita jual ketika harga bergerak naik. Cara ini bisa dibilang cukup aman karena harga tidak mungkin turun lagi kan? Anda bisa mencari harga ARB lewat Aplikasi MuSa.

Resikonya adalah harga tidak balik naik di hari itu dan tetap turun besoknya. Tapi kalau kita berani averaging maka bisa saja kita beli lagi di harga ARB. Jadi avg kita akan turun lagi.

Sebelum masuk, kita perlu tahu dulu apa yang menyebabkan harga anjlok. Jika alasannya sangat kuat (misal laporan rugi besar) maka kita sebaiknya hati-hati jika ingin masuk.

Yang paling baik adalah ketika ada berita yang di besar-besarkan. Contoh ada berita anggota direksi yang tersandung kasus pencemaran nama baik atau ada berita “usulan” oleh anggota DPR menaikkan harga acuan. Tapi oleh grup-grup telegram dibuat heboh.

Kalau kita pikir-pikir, hal ini tidak ada pengaruhnya dengan kondisi perusahaan. Tentang pencemaran nama baik ya itu urusan direksi sendiri. Serta pada “usulan” belum tentu disahkan dan pasti masih perlu proses panjang, bukan saat ini juga berlaku.

Nah, di saat inilah kita bisa masuk pada saat harga saham yang tiba-tiba anjlok. Karena sentimen ini bersifat sementara dan berpotensi normal lagi.

2. IPO hunting

Trik ini cukup beresiko, karena kita masuk setelah book building selesai. Bagi yang belum tahu, book building adalah proses pemesanan saham sebelum emiten listing di BEI.

Biasanya, beberapa hari setelah listing maka harga saham yang IPO akan melesat hingga ARA. Momen ini bisa berlangsung sehari atau beberapa hari. Bagi yang sudah memiliki saham ketika book building, maka banyak yang menjual sahamnya di momen ini.

Strateginya adalah kita antri duluan (pasang bid) di harga ARA dengan auto order pada hari ke-1 atau ke-2. Jadi harapannya ketika ada yang jual maka order kita bisa match duluan.

Jangan lupa ketika sudah match kita juga pasang Stop Loss. Karena bisa saja harga tiba-tiba anjlok. Tapi ini juga pisau bermata dua, karena kadang harga naik lagi. Trik ini tidak disarankan untuk pemula.

3. Ketika ada yield dividen besar

Siapa yang tidak mau dividen? Cukup beli saham sebelum cumdate berakhir maka kita bisa dapat dividen. Kita bisa memanfaatkan situasi ini untuk meraih untung cepat.

Strateginya, ketika ada berita dividen maka segera cek yield dividen saham tersebut. Anda bisa gunakan kalkulator di Aplikasi MuSa.

Jika yield dividen cukup besar, misal 10%, 15%, atau malah 20% lebih maka bisa dipastikan banyak orang yang tertarik. Biasanya yang membagikan dividen besar adalah sektor tambang batu bara dan sektor multi finance.

Saat berita tersebut keluar, segera pasang order jika bursa buka. Tapi jika sedang tutup (misal malam hari) maka pasang auto order. Kita pasang auto-order di banyak harga mulai harga sekarang hingga harga ARA, tergantung besar yield.

Harga saham cenderung naik hingga cum date dan anjlok ketika exdate. Bahkan ada yang ARA berkali-kali. Tanggal exdate adalah 1 hari setelah cumdate. Jadi maksimal kita sudah jual saham di tanggal cum date ya. Karena kadang sebelum cumdate sudang dibanting duluan.

Anda memiliki trik lain? Silahkan komentar di bagian bawah artikel ini.

Terima kasih.