Dividen untuk Biaya Hidup Sehari-hari? Emang Bisa?
Tentang Dividen
Seperti yang sudah dibahas di artikel lain, dividen adalah bentuk pembagian laba dari suatu emiten. Dividen dapat berupa tambahan lembar saham ataupun bisa berbentuk uang tunai yang akan otomatis masuk ke Rekening Dana Investor (RDI) kita.
Oke, berdasarkan pertanyaan di atas dapat kita tebak bahwa jawabannya ada dua. Jawaban pertama adalah ‘tidak’ dan jawaban kedua adalah ‘ya, bisa’.
Mari kita bahas.
Kita contohkan ada emiten yang tiap tahun rutin membagi dividen tunai dengan rata-rata yield 7%. Ini artinya tiap tahun kita mendapatkan 7% dari dana yang kita setor.
Mungkin terlihat kecil jika dibanding deposito, reksadana atau lainnya. Tapi jangan lupa bahwa ketika kita membeli saham tersebut, maka selain kita dapat dividen kita juga berinvestasi untuk mendapatkan capital gain (kenaikan harga saham).
Lalu kenapa ada dua jawaban?
Seperti yang disebutkan di atas maka kita mendapatkan porsi dividen sebesar saham yang kita miliki. Jadi kalau kita membeli saham Rp10 juta, dengan yield 7% maka akan dapat Rp700 ribu/tahun.
Apakah uang segitu cukup untuk biaya hidup satu tahun? Hhhmmmm…. kami rasa terlalu sulit.
Nah, sekarang kita andaikan kita menanam modal sebesar Rp10 milyar ke sebuah emiten. Dengan yield 7% maka kita akan mendapat Rp700 juta/tahun. Tampak ada bedanya bukan? Itu belum termasuk keuntungan dari capital gain di tahun-tahun berikutnya!
Jangan remehkan, jika tiap tahun harga saham makin naik maka otomatis aset kita juga semakin besar! Kalau pakai contoh tadi, yang awalnya senilai Rp10 milyar kalau harga saham naik 2x dalam beberapa tahun. Maka, aset kita adalah Rp20 milyar!
Profit 100% bukan? Lalu jika emiten tersebut masih konsisten membagi 7% maka kita akan dapat dividen tunai Rp20M x 7% = Rp1,4 milyar/tahun! Wow.
Tapi semua itu hanya bisa dicapai jika kita cermat memilih saham. Serta syarat lain adalah jadi Sultan, alias kantong harus tebal hehe… Bagi yang biasa-biasa saja maka teknik ini bisa digunakan untuk penghasilan tambahan. Lumayan.
Hal apa yang perlu diperhatikan?
Hal pertama yang paling penting adalah pemilihan emiten yang tepat. Kita harus analisa secara seksama apakah perusahaan ini mampu berkembang di tahun-tahun berikutnya dan mampu memberikan dividen tunai rutin.
Apabila kita ingin pegang saham lama-lama, maka secara otomatis kita menjadi investor. Untuk itu paling tidak sesekali kita mencermati laporan, statistik, dan perkembangan harga saham.
Hati-hati pula memilih saham dengan dividen yield yang terlalu besar, contohnya di atas 10% atau malah di atas 20%. Mau tak mau kita harus siap berhadapan dengan bandar dan scalper. Baca: Trik Profit 100% Lebih Sebelum Pembagian Dividen, kok bisa?
Misal kita membaca berita bahwa emiten ABCD akan membagikan dividen 15% dengan cumdate minggu depan (cumdate = tanggal terakhir beli saham agar bisa menerima dividen).
Bisa dipastikan banyak orang yang berbondong-bondong untuk membeli saham tersebut berdasarkan skenario tadi. Harga saham bisa melambung tinggi dan bisa saja langsung dibanting. Biasanya sih dibanting pas exdate atau malah sebelum cumdate sudah jatuh, suka-suka bandar.
Untuk itu kita perlu hati-hati sebelum masuk, cari waktu yang tepat dan jangan tergesa-gesa.