Anda Termasuk Trader Jenis Apa? (Intraday, Swing, dan Investor)

Para pelaku pasar saham / trader bisa dikelompokkan sesuai jangka waktu transaksi. Jika anda mengetahui tipe trading anda, setidaknya anda tahu butuh apa saja ketika mencari bahan bacaan.

1. Scalper

Trader jenis ini disebut juga sebagai intraday, tukang copet, atau ODT (One Day Trading). Jadi kalau di grup ada yang bilang, “nyopet dulu ah…”. Artinya dia mau melakukan transaksi jangka pendek. Misal beli dan jual di hari yang sama atau hingga sesi besok. Dibutuhkan analisa teknikal yang kuat untuk bisa scalping. Orang yang kesehariannya melakukan ini disebut sebagai full time trader.

Kadang kala tak perlu jadi full time trader juga untuk scapling. Bisa saja anda melakukan ini untuk mengisi waktu, menghabiskan cash tak terpakai, atau sekedar iseng. Banyak sekali trik untuk menambah uang jajan anda dengan scalping ini, misal cari IPO, cari dividen atau kenaikan harganya, cari capital gain dari pergerakan bandar, dsb.

Perlu anda ingat bahwa untuk melakukan ini anda perlu mengawasi pergerakan saham (atau gunakan auto order). Hanya gunakan maksimal 5% dari modal anda. Hati-hati rekomendasi di grup tidak jelas. Terlebih jika rekomendasi itu tidak ada analisa. Banyak yang pom-pom, kita disuruh beli padahal mereka yang jual. Jangan sampai terhasut.  

2. Swing trader

a. Swing

Para trader ini mencari keuntungan ketika harga bergerak naik dan turun di periode tertentu. Jika anda perhatikan, harga umumnya akan bergerak naik dan turun (zig-zag) dalam kurun beberapa minggu atau bulan. Jadi kalaupu fundamental bagus, tidak mungkin harga akan bergerak lurus kan?

Anda bisa membayangkan pergi ke daerah gunung/perbukitan, jalan yang kita lalui pastinya akan naik turun. Untuk swing kita ambil posisi di lembah dan jual di puncak bukit istilahnya begitu.

Untuk melakukan ini anda perlu analisa teknikal dan setidaknya analisa fundamental walau tidak terlalu dalam. Analisa bisa dilakukan ketika bursa tutup (misal malam hari) atau akhir pekan.

Jika sudah selesai melakukan analisa, kita bisa pasang auto order agar bisa tereksekusi sendiri. Teknik yang digunakan biasanya seperti trade on break out, beli di support, pakai elliot wave, memanfaatkan momen komoditas yang sedang naik, dsb.

Jika anda adalah trader ini, jangan ragu untuk melakukan cut loss. Saya sering menemukan orang jadi investor dadakan gara-gara harga turun terus, tapi orang itu takut cut loss karena berharap suatu hari harga akan naik. Iya kalau naik, kalau tidak?

b. Position / Core

Trader jenis ini bisa dibilang setengan swing dan setengah investor. Cara mainnya mirip swing biasa, tapi target jualnya adalah puncak swing besar. Sehingga lama waktu hold posisi bisa berbulan-bulan.

Jika dianalogikan, maka swing jual di puncak bukit, sedangkan position jual di puncak gunung.  Jadi ketika melewati bukit dan lembah kita bisa beli terus-terusan. Nanti kalau trend harga turun maka lepas.

Jangan lupa kalau sudah pegang, setidaknya harga dicek misal sehari atau beberapa hari sekali. Tidak sampai 1 menit kok. Malam hari bisa. Hal ini untuk memastikan agar tidak ada masalah. Gunakan 5%-20% saja dari modal anda.  

3. Investor / Jangka panjang

Targetnya bisa tahunan, misal 5 tahun. Para trader ini sangat memperhatikan fundamental perusahaan sedetail mungkin. Trader jenis ini sebaiknya juga harus tahu analisa teknikal. Misal mengerti cara menggunakan indikator, tahu kapan harga terendah dan tertinggi di mana. Sehingga profit bisa maksimal.

Nanti kalau sudah pegang, mereka tidak peduli harga bergerak zig-zag di bukit, mereka tahu titik akhir harga. Kalau dianalogikan dengan pegunungan tadi, maka investor beli di dasar gunung dan jual di puncak gunung tertinggi. Jika sudah pegang, jangan lupa juga cek saham misal sebulan sekali. Kalau ada berita besar tentang emiten tersebut sebaiknya dicek sahamnya.

Perlu diingat bahwa kinerja tahun-tahun sebelumnya belum tentu menggambarkan kinerja tahun berikutnya.