Sekilas Tentang Saham Gorengan, Bandar, dan Pom-poman

Artikel ini menjelaskan gambaran umum tentang bandar dan saham gorengan. Secara lebih jelas, anda bisa mencari topik ini di Google atau diskusi di grup Muhaaz Saham (https://muhaaz.com/saham/join/).

 

Saham Gorengan

Saham gorengan adalah saham yang digoreng oleh bandar. Ibarat memasak makanan. Makanan yang dimasukkan ke minyak panas akan cepat matang dan ketika diangkat pada akhirnya akan dingin.

Pada kasus ini, saham awalnya sedikit bergerak atau bergerak datar (kurang laku). Terkadang juga saham yang harganya turun terus. Kemudian “Bandar” masuk untuk menciptakan suatu pola/momentum agar seolah-olah saham mulai diminati/laris lagi. Padahal di balik tirai, aksi jual beli dilakukan antar rekening si bandar / temannya (contoh).

Saham yang mudah digoreng biasanya memiliki kapital rendah dan volume transaksi kecil. Sehingga kalau ada jual/beli akan mudah bergerak. Ingat, saham akan bergerak jika ada harga yang terjual habis. Misal ada yang borong di harga Rp2000, maka nanti bisa lompat ke situ. Tapi ini hanyalah sekidit contoh kasus, nyatanya saham big cap pun bisa jadi korban.

 

Bandar itu siapa?

Jawaban singkatnya adalah oknum yang memanipulasi pergerakan harga. Modal mereka besar hingga bisa memiliki sebagian besar saham beredar, atau setidaknya mampu memborong banyak lot di suatu saham. Hal ini luar biasa sampai-sampai ada ilmu perbandaran. Mereka punya cara agar bisa menjebak trader lain, di antaranya sebagai berikut:

  1. Melakukan pom-poman.
  2. Memanipulasi pergerakan harga.

Pom-pom

Istilah pom-pom berasal dari nama benda/makanan yang berbentuk bulat dan berwarna-warni (tolong diralat). Kalau di saham, bandar akan memoles saham untuk manarik minat trader lain. Ketika tukang pom-pom akumulasi beli, dia tidak akan bilang orang lain dulu. Nanti kalau sudah cukup banyak, barulah dia ajak-ajak. Terkadang ada selang waktu dulu dari beli hingga ajak-ajak, biar tidak terdeteksi di history transaksi saham.

Ilustrasi pom-pom

Jadi kalau ada yang bilang, “Ada yang pom2 nih”. Artinya orang itu sedang menghasut. Caranya banyak sekali, seperti berikut:

  • Koar-koar kalau saham ABCD bakal naik. Tapi tidak didukung analisa. Hanya analisa pribadi/subjektif. Misal: “menurut saya saham ABCD bakal naik karena sedang bagus”. Kalau di tanya teknikal/fundamentalnya gimana, jawabnya antara “bagus kok” atau tidak dijawab (ngeles).
  • Sering share berita bagus di grup. Disanjung berlebihan. Misal dapat kontrak sekian milyar dan bilang itu luar biasa. Padahal nyatanya sedang rugi sekian trilliun.
  • Kalau harga naik sedikit, dia teriak-teriak “Benar kan yang saya bilang? Ayo ikutan beli”. Apalagi kalau sampai ARA. Tapi kalau harga turun, dia akan diam. Gak kelihatan lagi batang hidungnya.
  • Ada juga kasus dimana “ketua” pom-pom punya grup VIP / grup private. Dia dan rekannya memborong saham dulu di harga murah. Setelah itu mereka menyebar rekomendasi di grup-grup lain yang membernya lebih banyak. Di titik ini lah bom waktu mulai berdetak.
  • Ketika sudah cuan/profit besar, tukang pom-pom akan share screenshot portfolio yang nampak luar biasa di grup dan medsos. Misal tampil profit ratusan juta atau sekian milyar. Kemudian dia mengajak orang lain agar ikut membeli, padahal dia sendiri yang jual saham. Istilahnya sudah merasa cukup dan agar dia lepas posisi untuk mendapat profit asli.

 

Korban pom-pom

Setelah melakukan hal di atas, biasanya harga malah turun. Alasan umum karena tidak ada peminat lagi. Bisa juga karena harga “dibanting” agar tukang pom-pom bisa borong lagi ketika murah. Caranya pakai kebalikan hal-hal di atas, misal sering share berita jelek dst… Hari demi hari mulai berganti dan dimulailah siklus baru.

Korban pom-pom biasanya adalah para pemula yang belum jago analisa & yang mengharapkan rekomendasi saham di grup/web/aplikasi. Maka dari itu, jangan mudah percaya dengan tulisan di internet. Tidak semua orang punya niat baik. Akan lebih baik jika anda melakukan analisa saham sendiri tanpa bergantung orang lain.

 

Manipulasi pergerakan harga

Ini sudah masuk kategori “bandar tingkat tinggi”. Tidak sekedar melakukan pom-pom, tapi sampai bisa memanipulasi pergerakan harga dan indikator. Saham yang menjadi target bisa apa saja. Mulai cap kecil sampai besar. Kenapa melakukan ini? Karena untuk mengait trader di luar pom-poman. Seperti para trader yang suka analisa teknikal tapi jarang cek fundameltal.

Pada trader yang tidak cermat akan membeli saham ini, dengan harapan untung besar karena yakin dengan “analisa pribadi”. Padahal, ini hanyalah ilusi yang diciptakan bandar. Ketika harga sudah dianggap cukup tinggi oleh si bandar, kemudian akan dilakukan aksi jual besar-besaran.

Bandar yang sudah memborong di harga murah akan untung besar. Sedangkan trader lain akan gigit jari karena beli di puncak sedangkan harga terus turun.

 

Kesimpulan

Harga saham mencerminkan kinerja perusahaan, sewajarnya harga bergerak naik/turun secara signifikan sesuai fundamental. Bukan meledak-ledak hingga puluhan/ratusan persen dalam waktu singkat.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *