Analisa Volume part3 – Memprediksi Harga dan Trend
Perubahan Volume
Ketika volume mengalami kenaikan berarti banyak transaksi yang terjadi. Sedangkan ketika volume menurun, artinya saham tersebut mulai sepi diperdagangkan. Analisa volume dan harga adalah satu kesatuan. Kedua hal tersebut akan sangat bermanfaat ketika ada trend bullish (tren naik) dan trend bearish (tren turun)
Mulai artikel ini, setiap artikel akan disertai dengan Flash Card. Tiap kartu akan diberi nomor mulai topik ini (No. 001-dst). Anda boleh save gambar-gambar di bawah sebagai pengingat/catatan singkat. Anda juga boleh share ke grup kalau ada yang tanya. Penjelasan, contoh, dan strategi penerapan secara lebih lengkap bisa anda baca di blog ini (muhaaz.com/saham). Semoga membantu.
Volume pada Harga
Ketika harga naik disertai dengan kenaikan volume, berarti kenaikan harga disebabkan karena makin banyak yang beli saham tersebut. Tipe ini biasanya muncul ketika trend bullish. Harga akan terus naik sampai menyentuh resistance.
Sedangkan, jika harga naik tapi volume malah turun. Artinya, kenaikan harga patut diwaspadai. Kenaikan ini tidak didukung oleh mayoritas pelaku pasar. Sehingga ada potensi harga akan berbalik turun dalam waktu dekat. Tipe ini sering muncul di akhir trend bullish dan muncul pada koreksi di trend bearish. Menandakan bahwa harga akan segera turun.
Ketika harga turun disertai dengan kenaikan volume, berarti makin banyak orang menjual saham tersebut (terjadi panic selling). Banyak orang yang takut harga akan semakin anjlok sehingga mereka memutuskan menjual rugi/cutloss. Biasanya harga akan terus turun hingga mencapai support kuat.
Sedangkan ketika harga turun dan volume juga turun, berarti mulai sedikit yang jual saham. Tapi juga belum banyak yang beli (volume masih rendah). Ketika hal ini terjadi, para buyers sebenarnya sedang menunggu momen tepat untuk masuk, mereka membiarkan harga agar terus turun sampai mereka memutuskan untuk masuk. Hal ini juga menandakan harga akan segera naik.
Volume pada Trend
Pada trend bullish yang wajar, maka volume akan berubah setiap swing. Ketika swing naik, maka volume juga naik. Hal ini terjadi karena banyak orang yang membeli saham ini. Sedangkan pada swing turun (saat koreksi), maka volume akan turun perlahan. Hal ini disebabkan karena ada aksi ambil untung/take profit.
Sedangkan pada trend bearish yang wajar, maka ketika harga turun maka volume akan naik (banyak yang jual). Kemudian ketika ada kenaikan, maka volume akan turun.
Hal ini disebabkan karena banyak yang bimbang apakah ini naik beneran atau hanya koreksi di trend bearish. Ujung-ujungnya, ketika harga turun lagi maka banyak orang yang menjual saham mereka lagi.
Contoh & Strategi
Saya akan mencontohkan kombinasi dari harga, trend, & volume. Karena pada kenyataannya ketiga hal tersebut saling berhubungan. Misal swing harga adalah salah satu bagian dari trend, untuk itu analisa volumenya juga tak bisa dipisahkan. Untuk sideways tidak jauh berbeda.
Sebelum kita memulai, perlu kita ketahui bahwa perubahan volume sering bervariasi. Misalkan volume mengalami kenaikan, tapi pasti akan ada satu-dua bar volume yang tidak serasi. Untuk itulah, kita perlu menambahkan indikator Moving Average (baca di sini) pada indikator volume. Saya menyarankan pakai MA5 atau MA20, tapi bebas sih mau berapa.
Lebih mudah dibaca bukan?
Oke. Sekarang akan saya contohkan cara analisa volume. Gambar di bawah adalah saham BMRI. Chart saya pisahkan menjadi 4 kotak agar memudahkan dalam membaca. Cermati baik-baik perubahan volume dan perubahan harga di gambar berikut (klik untuk memperbesar):
Penjelasan:
- Kotak #1: Pada awalnya harga naik & volume turun, artinya ada potensi harga akan segera turun. Mayoritas trader sudah menjual sahamnya dan memilih wait and see, hal inilah yang membuat volume menurun.
- Kotak #2: Harga turun & volume naik, artinya ada aksi jual besar-besaran. Banyak orang yang melakukan cutloss dan ada juga yang stoploss mereka kena trigger.
- Kotak #3: Bull trap. Maksudnya ini adalah jebakan untuk trader yang mengincar trend bullish. Mereka tidak sadar bahwa sekarang adalah trend bearsih, mereka mengira harga yang sebelumnya anjlok hanyalah koreksi. Mereka tergiur dengan harga yang murah karena harga turun.
- Kotak #4: Di sini banyak orang yang mulai sadar bahwa saat ini adalah trend bearish. Sehingga panic selling terjadi lagi, bahkan lebih parah. Sebaiknya kita berhati-hati jangan sampai menangkap pisau jatuh. Takutnya harga malah makin terjun.
Sekarang contoh lebih kompleks wkwk…
Hhhmmm… Intinya hampir sama sih. Awalnya harga turun dan volume turun, maka ini artinya ada potensi harga akan balik naik. Hal ini juga dikonfirmasi dengan volume besar (kotak biru) beberapa hari kemudian, yang menandakan banyaknya transaksi.
Tapi kenaikan berikutnya tidak dibarengi kenaikan volume (Kotak setelah biru: Fase koreksi pada trend bearish). Selanjutnya anda analisa sendiri ya buat latihan :peace
Kesimpulan
Analisa volume pada nyatanya cukup sulit dilakukan. Kita harus cermat dan benar-benar jeli dalam membaca perubahan volume. Banyak sekali kasus volume menurun tapi harga naik terus. Walau ujung-ujungnya harga tetap akan turun, tapi ini bisa membuat kita bimbang.
Setidaknya dengan kita melakukan analisa volume, kita bisa memiliki pertimbangan apakah itu adalah trend kuat atau trend lemah. Kalau trend kuat, maka kita boleh santai. Tapi kalau trend tersebut lemah, maka sebaiknya kita waspada. Kalau mau aman, pasang stop loss yang ketat.
Selanjutnya, pada part4 saya akan membahas hubungan Volume dengan Support & Resistance. Intinya, volume akan terpengaruh ketika harga menyentuh support & resistance. Jika kita bisa mengenalinya, maka kita bisa masuk/keluar lebih awal (coming soon)
<< Analisa Volume part2 – Ciri Saham Bermasalah dan Tak Likuid
>> part4 – Hubungan Volume dengan Support & Resistance (coming soon)