Cara Membaca Orderbook/price

Artikel ini akan menjelaskan fungsi orderbook serta hal-hal yang perlu kita waspadai sebelum pasang order beli/jual. Orderbook atau disebut juga pricebook berfungsi untuk menampilkan informasi penawaran saat ini. Orderbook berisi harga bid, harga offer, jumlah antrian bid, jumlah antrian offer, hingga jumlah order yang di pasang. Tujuan membaca orderbook adalah untuk mencari harga terbaik dan menghindari hal tak diinginkan.

Konten/seri orderbook:

 

Mekanisme pasar saham

Transaksi hanya bisa terjadi jika ada penjual dan pembeli. Jika kita mau beli, maka harus ada orang lain yang menjual sahamnya. Begitu pula jika kita ingin jual saham, maka harus ada ada yang beli. Semisal sampai jam bursa tutup tetap tidak ada yang membeli/jual order kita, berarti order kita tidak laku. Kita harus pasang order besok lagi. Coba pasang di harga yang lebih menarik dari harga sekarang (current/last price).

Orderbook sendiri berfungsi sebagai “buku pemesanan/penawaran”. Di halaman ini akan ditampilkan harga dan jumlah lot yang tersedia. Jika kita pasang bid/offer maka jumlah antrian lot akan bertamlah. Semua aplikasi trading pasti memiliki fitur ini. Ketika di jam bursa, nilai di orderbook akan berubah dengan cepat (karena banyak transaksi) serta harga terakhir akan naik turun. Silahkan anda coba amati sendiri agar lebih paham ketika bursa buka.

Orderbook BBRI terakhir, sumber: RTI

Sebelumnya, bayangkan kita sedang di acara lelang atau di pasar tradisional. Untuk menawar beli, maka calon pembeli akan memasang harga dengan bidding tinggi sampai serendah mungkin. Harga bid akan selalu di bawah harga pasar, karena di sini kita “sedang menawar” agar dapat harga murah. Ketika kita pasang di harga bid, maka kita harus tunggu sampai ada orang yang mau menjual di harga tersebut. Apabila kita beli di harga yang tersedia di offer, maka transaksi akan langsung tereksekusi (match). Beli di offer disebut juga sebagai hajar kanan/haka.

Untuk menawar jual, maka pasang offer dari harga murah sampai semahal mungkin. Harga offer akan selalu di atas harga sekarang. Ketika kita pasang offer, maka kita harus menunggu sampai ada orang yang mau membeli di harga tersebut. Jika kita menjual saham di harga bid yang sudah tersedia, maka akan langsung match. Jual di harga bid disebut sebagai hajar kiri/haki.

 

Aturan Transaksi

Transaksi di pasar saham hanya bisa dilakukan ketika jam bursa. Selama pandemi corona, jam bursa berlaku dari Senin-Jum’at pukul 09.00 – 15.00 WIB (istirahat siang 11.30-13.30 WIB). Biasanya sih di hari normal akan sampai jam 16.00 WIB. Informasi terupdate bisa anda cek di https://www.idx.co.id/investor/jam-perdagangan/.

Transaksi terakhir akan menjadi last price terbaru (pada gambar di atas = warna kuning). Jika jumlah antrian lot pada suatu harga habis, maka harga akan naik/turun. Harga akan bergerak sesuai dengan aturan fraksi harga, misal dari 200 ke 202, 204, 206,… sedangkan untuk 8000 akan ke 8025, 8050, 8075 dsb. (lebih jelasnya baca aturan fraksi harga dan ARA/ARB)

Note: Apabila di luar jam bursa (misal malam hari atau akhir pekan), maka orderbook di aplikasi biasanya akan menampilkan informasi terakhir pas penutupan.

 

Membaca halaman order

Untuk melihat Orderbook kita tidak wajib punya akun sekuritas. Banyak aplikasi dan website yang menyediakan informasi ini secara gratis. Sekarang buka aplikasi trading anda lalu buka halaman orderbook/orderprice. Perhatikan screenshot dari beberapa aplikasi, seperti berikut (klik untuk memperbesar):

Market Depth di RTI: UNVR
Data Saham Indonesia: BMRI
BIONS: BJTM
Neo Hots: ASII. Ada di menu stockprice

Jika anda ingin informasi lebih banyak, maka gunakan software trading versi dekstop (PC/laptop). Aplikasi mobile hanya menampilkan informasi dasar saja. Dan meski gaya penyajian di berbagai aplikasi tidak sama, tetapi ada informasi utama yang selalu ditampilkan, yaitu: harga bid, harga offer, volume bid, volume offer, dan terkadang disertai jumlah order. Penjelasannya seperti berikut:

Bid

Artinya harga penawaran beli, mulai dari harga paling murah hingga harga tertinggi (tapi masih di bawah harga offer). Harga tertinggi disebut juga sebagai best bid. Trader memasang harga beli untuk menawar, harapannya jika ada orang yang mau jual sahamnya maka mereka akan memilih tawaran beli tertinggi.

Jika pasang harga tinggi maka cenderung cepat match. Sedangkan, jika kita pasang di harga rendah maka kita bisa lebih untung (dapat harga murah). Tapi lebih sulit untuk match. Jika anda tidak sabaran, maka anda bisa langsung beli di harga offer.

Pada Neo Hots, harga bid berada di kolom tengah bagian bawah. Kalau contoh di atas maka dari Rp4880 ke bawah.

Bvol / blot

Singkatan dari bid volume atau bid lot. Kolom ini menampilkan jumlah lot yang masih open (belum ada yang kasih) pada tiap harga. Bvol akan berkurang setiap ada orang yang menjual sahamnya di harga bid. Apabila bvol mencapai nol (habis) maka harga akan turun. Logikanya, karena banyak yang menjual barang maka harganya akan semakin rendah (terlalu banyak supply).

Bfreq / Simbol “#” di bid

Artinya jumlah transaksi pemesanan pada harga tersebut yang masik aktif (open/belum match). Ada di RTI dan BIONS. Beberapa aplikasi tidak menampilkan informasi ini.

Misal di harga Rp515 ada 11.021 lot, sedangkan ‘#’ bernilai 68 (gambar di atas). Berarti ada 68 pemesanan yang berjumlah 11ribu lot. Bisa satu orang satu order atau satu orang klik bid beberapa kali. Tiap order bisa 1 lot saja, 100 lot, 1200 lot, atau bebas. Tergantung pas order buy input berapa lot. Untuk melihat jumlah order yang dikirim dari semua trader, kita bisa mengeceknya di software trading versi dekstop (PC/laptop).

Sum di bagian bawah kolom bid

Artinya jumlah lot dan order keseluruhan. Jika total bid lebih banyak dari total offer, maka dapat diartikan banyak yang tertarik beli. Biasanya harga akan naik. Sebaiknya gunakan aplikasi trading untuk melihat jumlah totalnya. Soalnya, kalau pakai RTI hanya akan tampil sum dari 5 order bid & offer terbaru.

Offer

Tampilan di Neo Hots

Offer adalah harga penawaran jual. Mulai harga di atas last price hingga harga setinggi-tingginya. Harga terendah disebut sebagai best offer. Trader yang memasang di harga offer berharap agar sahamnya laku tinggi, sehingga bisa profit banyak. Semakin tinggi harga offer maka semakin untung jika terjual, tapi akan sulit laku. Siapa coba yang mau beli barang di harga tinggi sedangkan ada yang lebih lebih murah?

Ovol/olot

Singkatan dari offer volume atau offer lot. Kolol ovol menampilkan jumlah lot offer di harga tertentu yang masih open (belum terbeli). Ovol akan berkurang apabila ada yang membeli saham di harga tersebut. Jika ovol sudah nol (habis) maka harga akan naik. Mudahnya, karena banyak peminat maka harganya semakin mahal (banyak demand).

Tampilan di bions

Ofreq / Simbol “#” di offer

Kolom ini berfungsi untuk menampilkan jumlah penawaran order yang masih aktif. Bisa juga diartikan terdapat 79 orang yang offer di harga tersebut (menurut contoh di atas). Satu orang bisa mengirim order berisi sedikit atau banyak lot. Untuk melihat siapa saja yang pasang di harga tersebut maka gunakan software trading versi dekstop (PC/laptop).

Sum di bagian bawah kolom offer

Sama seperti sum di bagian bid. Nilai di bagian ini adalah total dari seluruh volume offer dan jumlah order yang aktif. Nilai ini akan berubah jika ada yang beli di bagian offer serta menambah/membatalkan order baru.

 

Apa selanjutnya?

Ternyata, ada hal yang perlu kita waspadai di orderbook! Orderbook sebenarnya juga mencerminkan perilaku trader dan pasar itu sendiri. Misalkan kita bisa tahu apakah saham ini likuid atau tidak? apakah ada bandarnya? sedang ramai dibuang? sedang ramai dibeli? dan sebagainya. Jangan sampai kita terjebak di saham seperti ini, karena bisa berujung rugi! Baca “7 Ciri Orderbook Mencurigakan, ada bandarnya?”

Kita hanya bisa pasang order beli dan jual secara manual ketika bursa buka. Lalu bagaimana jika kita sedang sibuk? Apalagi kalau kita cuma punya waktu luang seminggu sekali! Duh… Nah, di sini lah kita perlu pakai fitur auto order. Auto order sama dengan order manual, hanya saja order kita akan tereksekusi otomatis di jam bursa ketika kriteria terpenuhi. Misal ketika harga >= 3000 maka akan otomatis jual.

Auto order bahkan bisa dipasang ketika bursa tutup, misal di malam hari setelah pulang kerja atau di akhir pekan saat tak terlalu sibut. Walau begitu, auto order biasanya hanya aktif maksimal 30 hari. Jadi kalau sudah expired maka harus pasang ulang lagi. Baca artikelnya di sini “Cara Pasang Auto Order” (coming soon).

 

Penutup

Jangan lupa, sebelum beli dan jual sebaiknya kita analisa dulu sahamnya. Beli ketika harga masih murah dan jual ketika harga tinggi. Jangan asal masuk, bisa-bisa kita terjebak beli di harga tinggi. Alhasil kita bisa rugi kalau harga turun terus.

Cara analisa umumnya ada dua macam, yaitu analisa fundamental dan analisa teknikal. Anda bisa membaca ilmu dasar teknikal dulu: Support dan Resistance (baca di sini). Support Resistance berfungsi untuk mencari titik pembalikan harga secara horizontal, diagonal, dan kurva.

Terakhir, jika anda masih punya pertanyaan, kritik atau saran, maka anda bisa meninggalkan komentar di bawah. Alternatifnya, anda bisa berdiskusi di Grup Muhaaz Saham.

Terima kasih.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *