Cara Hitung Averaging Down/Up (+Excel & APK)

Artikel ini berisi pengertian averaging, alasan kenapa perlu averaging, tentang averaging down dan averaging up, serta contoh dan penjelasan file excel & aplikasi (apk) kalkulator saham.

Averaging

Average secara bahasa artinya rata-rata. Sedangkan arti averaging (avg) sendiri adalah “merata-rata(kan)”. Dalam trading saham, ketika kita membeli saham berkode sama di harga berbeda, maka kita perlu menghitung harga rata-rata pembelian.

Kelebihan dari averaging adalah kita tidak perlu repot-repot cari besaran profit/loss dari tiap order. Bayangkan saja jika anda beli saham JPFA 10x di harga berbeda dan waktu berbeda. Misal beli di Rp1200, Rp 1500, Rp1600, dst… Lalu ketika kita mau menjualnya, apa iya harus hitung nilai profit satu-persatu? Kalau mau ya silahkan, tidak wajib, karena kadang perlu untuk rekap.

Di aplikasi trading sendiri biasanya sudah otomatis menghitung nilai avg di halaman portfolio. Jadi kelebihan avg. seperti ini. Contoh kita beli saham 10 kali yang hasil avg.-nya = Rp2283,4 (karena di rata-rata maka hasil avg. bisa koma dan tidak mengikuti fraksi harga lagi).

Apabila kita nanti menjual di harga Rp5000. Maka untuk cek profit tinggal kita hitung saja hasil selisih: Rp5000 – Rp2283,4. Lalu dikali jumlah lot yang mau dijual. Lebih mudah. Catatan: Jika anda baru beli 1 kali, maka nilai avg sekarang otomatis pakai harga beli.

 

Kenapa perlu averaging?

Sebenarnya bukan “kenapa perlu” juga, tapi karena banyak kondisi yang mengharuskan kita memakai averaging. Beberapa di antaranya, yaitu:

  1. Karena kegiatan menabung saham, yang artinya pasti akan beli/cicil di harga yang berbeda-beda.
  2. Karena punya dana besar, sehingga perlu beli di banyak harga (kadang volume lot bid & offer di orderbook lebih kecil dari pada modal). Jadi otomatis agar bisa borong saham maka harus beli di beberapa harga.
  3. Untuk menurunkan harga rata-rata karena harga saham anjlok (dengan catatan kita punya dana yang mengalir terus atau modal kita besar, serta tidak takut harga makin turun). Sebaiknya dilakukan oleh profesional.
  4. Untuk menambah jumlah lot ketika harga masih di area support (biasanya untuk swing). Penjelasan Support & Resistance silahkan baca di sini
  5. Untuk tambah posisi swing ketika harga masih naik menuju resistance bisa beli terus. Nanti ketika di resistance dijual. Perhatikan money management jangan sampai melebihi porsi.

Istilah yang perlu diperhatikan

Average down adalah ketika kita membeli saham lagi di bawah avg sekarang. Misal avg sekarang Rp1000, lalu ketika harga turun kita beli lagi di harga Rp800. Average down biasanya dilakukan untuk mendapatkan avg sekecil mungkin ketika harga sedang murah. Sehingga ketika harga naik akan mendapatkan profit besar.

Tapi avg. down tidak bisa dilakukan sembarangan, perlu analisa dahulu apakah saham akan naik atau tidak. Karena jika asal-asalan averaging down bisa berujung bangkrut. Average up adalah ketika kita membeli saham lagi di atas avg sekarang.

Misal avg sekarang Rp1000, lalu ketika harga naik kita beli lagi di harga Rp1200. Average up biasanya dilakukan untuk menaikkan jumlah lot ketika harga sedang trend naik. Jadi selama ada trend kita beli terus-terusan, jika trend sudah mencapai puncak atau ada tanda-tanda trend akan berakhir maka kita jual.

 

Contoh Averaging

Contoh sederhana

Untuk menghitung averaging maka kita perlu memakai rumus rata-rata. Averaging hanya berlaku pada pembelian saham yang sama. Nilai avg adalah hasil kali setiap harga dan lot kemudian ditotal, terakhir bagi dengan jumlah lot. Sepeti gambar di bawah:

gambar rumus average down saham

Misalkan kita beli saham di dua harga, pada Rp2000 sebanyak 2 lot dan Rp1000 sebanyak 5 lot. Berapa nilai avg kita? Pertama, kalikan harga dan lot. Rp2000 * 2 lot = 4.000 dan Rp1000 * 5 lot = 5.000. Kedua, jumlahkan harga lalu dibagi lot. Seperti tabel berikut:

Harga Beli Lot Harga x lot
Rp2000 2 4000
Rp1000 5 5000
TOTAL 7 lot 9000

Sehingga average = total (harga x lot) / total lot = 9.000/7 = Rp1286 (sebanyak 7 lot) Lalu bagaimana jika nanti kita beli lagi? Ya tetap sama, tapi kita pakai nilai avg. yang sudah ada, perhatikan contoh berikut:

Harga Beli Lot Harga x lot
Rp1286 (avg terakhir) 7 (sudah punya 7 lot) 9000
Rp1500 3 4500
TOTAL 10 lot 13.500

Sehingga avg. terbaru adalah = 13500/10 = Rp1350 (sebanyak 10 lot) Lalu bagaimana jika kita menjual sebagian saham kita? Berapa avg. terbaru? Jawabannya adalah ketika kita menjual, maka tidak akan merubah average. Hanya jumlah lot saja yang berkurang. Sehingga, di portfolio kita tidak akan ada perubahan avg. Contoh diatas, misal kita jual 8 lot. Maka avg. kita tetap Rp1350 tapi jumlahnya tinggal 2 lot.  

 

Contoh kompleks

Hhmmm… contohnya terlalu gampang ya? Bagaimana jika kita mau averaging 10 kali? 20 kali? atau mungkin tiap bulan sampai bertahun-tahun? Bagaimana cara menyusun strateginya?

Anda tidak perlu repot-repot menghitung manual seperti contoh di atas. Agar anda bisa bereksperimen tanpa uang asli, saya sudah membuat excel yang bisa anda gunakan sebagai latihan. Download file excel di bawah ini:

gambar tabel excel averaging down saham
Sampel excel. Sudah disediakan sheet kosong juga.

Keterangan tabel:

  • Modal = isi dengan modal yang sudah disisihkan/dialokasikan khusus untuk avg.
  • Terpakai = modal yang dipakai untuk beli (otomatis hitung)
  • Sisa = sisa modal (otomatis)
  • Target harga = isi dengan target harga jual
  • Potensi profit = nominal profit jika target tercapai *belum termasuk fee (otomatis)
  • profit% = profit dalam persen (otomatis)
  • Beli di harga = anda isi dengan harga pembelian
  • Banyak lot = anda isi dengan jumlah lot pembelian
  • harga x lot = hasil kali harga dan lot (otomatis)
  • Avg. berjalan = nilai avg. sesuai baris (otomatis)
  • Biaya beli = dana yang harus dikeluarkan ketika beli di harga ini (otomatis)
  • Biaya avg. keseluruhan = besaran total dana untuk avg sesuai baris

Anda cukup isikan/edit di kolom berwarna oranye. Jika tabel kurang panjang, anda bisa menambahkan jumlah baris lalu rumusnya dicopas. Anda juga bisa membuat chart memakai data pada tabel. Berikut hasil visualisasi nilai avg. berdasarkan tabel sampel:

grafik excel average berjalan
Tampak nilai rata-rata kita semakin menurun
Excel tersebut bisa kita gunakan untuk membuat simulasi/strategi sebelum eksekusi pakai uang asli. Sebaiknya, biaya yang digunakan untuk averaging tidak melanggar money management. Misalnya menghabiskan banyak porsi dari modal kita. Serta pastikan target harga masuk akal sesuai hasil analisa.
 

Cara hitung dengan Kalkulator Saham

Pertama, download terlebih dahulu Aplikasi Android/APK MuSa: Kalkulator Saham & Money Management lewat https://play.google.com/store/apps/details?id=com.muhaaz.musa (Play Store).

Setelah terpasang, buka aplikasi MuSa dan pilih Menu Averaging seperti gambar berikut:

Menu Aplikasi Kalkulator Saham
Pilih menu Averaging Down/Up

Fitur ini cukup lengkap, di sini kita bisa input data average sekaligus melihat potensi profit. Aplikasi ini akan otomatis menghitung average pembelian saham. Juga sudah termasuk fee jual beli!

gambar aplikasi kalkulator average down/up
Screenshot pakai tablet android

Keterangan:

  • Untuk menambahkan data, kita inputkan harga dan jumlah lot lalu klik Tambah
  • Target harga jual isikan di kolom target harga
  • Ubah besar fee lewat icon pengaturan
  • Klik icon info untuk melihat detail hitungan

Berikut contoh info jika target harga = Rp2400

gambar hitungan beli jual saham dan fee

Halaman ini juga menyajikan contoh-contoh averaging yang dapat anda gunakan untuk eksperimen, klik menu titik-titik di pojok atas hingga muncul seperti berikut:

gambar contoh-contoh averaging: dollar averaging cost, martingale, anti martingale, pyramid, dan anti pyramid

Lebih jelasnya bisa anda praktikan sendiri. Selamat mencoba! (jangan lupa kasih review & bintang ya hehe…)  

Selanjutnya

Setelah kita mengerti bagaimana cara menghitung nilai averaging. Sekarang kita bisa mengimplementasikan hal ini. Inti dari strategi tersebut adalah untuk mencari harga semurah mungkin, misal ketika di area support kita beli beberapa kali dan kalaupun harga naik maka bisa tambah terus sampai di resistance (artikel Support & Resistance silahkan baca di sini).

Nanti ketika di resistance ya kita jual. Dan masih banyak lagi. Lebih detailnya untuk avg down bisa baca di “Strategi Average Down yang Benar” (coming soon). Jika anda memiliki pertanyaan, kritik, atau saran. Silahkan tinggalkan komentar di bawah. Alternatifnya, anda bisa diskusi di grup saham di WA/telegram. Join lewat muhaaz.com/saham/join/

Terima kasih.

Mungkin Anda juga menyukai

2 Respon

  1. Desember 26, 2020

    […] beli saham berkali-kali. Misal beli saham ABCD di harga 2000, 2200, dan 2100. Anda bisa membaca cara menghitung averaging down/up di sini Teknik averaging dapat digunakan untuk mencari profit atau untuk keluar posisi (jual di harga BEP). […]

  2. Januari 5, 2021

    […] sama, maka averagenya akan menjadi Rp2250 (sejumlah 20 lot). Lebih detailnya anda bisa baca di: https://muhaaz.com/saham/cara-menghitung-averaging-down-up-excel/ karena untuk lot berbeda, cara hitungnya juga […]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *